Cerpen pertama saya. Hope you like it guys.:)
Seribu Bintang Yang Kau Kembalikan (2)
BACA SEBELUMNYA: Seribu Bintang Yang Kau Kembalikan (1)
Salah
satu kejadian di suatu hari yang membuatku tersenyum lepas hingga lupa
bagaimana caranya cemberut. Pada saat itu, sedang jam istirahat sekolah
seperti biasa aku menuju kantin untuk mengisi perut bersama dodo
nyu-nyun. Hahahaha...
Dodo
Nyu-nyun? yaa, sengaja aku memberikan julukan itu untuk memperingati
dia tentang suatu kejadian dua hari lalu. Seharian dia cemberut dan
memanyunkan bibirnya tanpa sebab. Aku mencoba bertanya-tanya kenapa tapi
dia tidak menjawab. Setelah ku telusuri sampai ke akar, ternyata dia
lupa membawa uang jajan. hahaha dasar manusia aneh!!
"Ngutang aja dulu bisa kaliiii do. Santai aja nggak usah nyampe manyun gitu, tambah ganteng tauk. syehh ilaaaa kegeeran dianya hahaha. Aku imbangin kamu deh. aku ngutang juga, soalnya uang jajanku aku bawa pas-pasan nih"
" Dasar tukang ngutang kamu mah! iya deh nggak papa. yok ke kantin. lapar nih! coba kek daritadi ngajaknya."
"Ha? dasar manusia aneh lu! tadi aku tanyain tapi cuma diem doang"
Seiring dengan berjalannya waktu dan kebersamaan yang kami
lalui, aku merasa lebih dekat bahkan sangat dekat dengan Naldo. Aku merasa ada
perasaan yang berubah terhadap Naldo, perasaan sayang yang lebih dari sahabat.
Tidak! Tidak mungkin aku jatuh cinta sama sahabatku sendiri. Kami dalam Mega
Friends Zone!
Oh Tuhan, Cinta mulai mengajarkanku untuk munafik pada
diriku sendiri dan ternyata aku tidak bisa berbohong dengan apa yang hatiku
bicarakan. Aku akui kalau sekarang aku terlalu mencintainya. Sampai-sampai aku
tak sadar bahwa kedekatan kami semakin tak terkontrol, meskipun semua terjadi
dalam waktu yang singkat, tapi rasanya cinta begitu terburu-buru mengetuk pintu
hatiku. Aku benci harus mengatakan hal ini. Tak perlu dikatakan? Malah hal
itulah yang membuat hatiku bertambah bengkak karna menahan perasaan cintaku yg
diam-diam ini.
Yang ku pertanyakan adalah, apakah Naldo mempunyai perasaan
yang sama denganku? :') umm i don't know. Aku lebih memilih untuk
menyimpan perasaan ini, karena aku tahu apa yang terjadi jika aku mengatakan
perasaanku yang sekarang ini. Kemungkinan dia akan kecewa padaku karna aku t'lah
menganggapnya lebih dari seorang sahabat. Aku sering bertanya pada diriku
sendiri, Apakah cinta ini salah? Cinta pada seorang sahabatnya sendiri. Aku
rasa tidak! Karena cinta tidak memandang siapapun. Cinta bisa datang kapan saja
dan datang pada orang yang tidak terduga.
Di pagi selanjutnya, seperti biasa aku selalu menunggu dia
datang dan meletakkan tas nya di sampingku. Tatapan mata yang mengarah kepadaku
dan lengkungan senyum di bibirnya cukup membuatku mematung kembali. Senyumnya
menghiasi setiap kesedihan dihatiku. Tatapan matanya yang berwarna cokelat berhasil mencuri perhatian siapapun yang
melihatnya termasuk aku.
Kini mulai ku sadari, tanpa ia ketahui aku adalah pengagum
rahasianya. Mungkinkah aku jadi pilihan hatimu? Aku tak pernah berhenti berangan.
Meskipun tak pernah kuucapkan, tapi aku menunjukkan rasa lewat tatapan dan
caraku membuat percakapan yang terasa hangat dengannya. Seperti lirik lagu
Vieratale - Cinta butuh waktu "Cinta butuh waktu untuk kita dapat
rasakan."
Bel istirahat telah berbunyi.
Aku ingin menemui sahabatku, namanya Alsa. Kami mulai berkenalan
lalu aku mulai menganggapnya sebagai sahabatku sejak kelas 1 SMP. Meskipun
sekarang kami tidak satu kelas lagi, setiap bel istirahat aku selalu
menunggunya di depan pintu kelas untuk bercanda-canda kembali, sebaliknya ia
pun begitu denganku.
Ia terkeejut saat aku ceritakan bahwa aku mulai menyukai
Naldo.
Alsa berkata, "Apaaa?! Kamu suka sama Naldo nad? Berarti otakmu udah pindah tuh ke dengkul.""Loh kenapa gitu sa?""Kamu kan pernah bilang sama aku nad, kamu nggak bakal suka dengan Naldo. Dia itu kan sahabat kita. Kamu kan pernah bilang juga, kalau kamu sampai suka dengan Naldo berarti otakmu udah pindah ke dengkul.""Oh... Aku pernah bilang gitu ya? Heheh lupa. Maaf deh. Sebenarnya aku juga nggak mau sa, tapi seperti pepatah mengatakan bahwa cinta itu bisa datang kapan saja dan datang pada orang yang tak terduga.""Nad, don't be the girl who needs a man. Be the girl a man needs."
Aku terdiam mendengar Alsa mengatakan begitu. Ada dua faktor
nih kenapa aku diam. Pertama, aku kurang mengerti bahasa inggris dan
mengartikan apa yang Alsa bilang tadi ke arti ke bahasa indonesia satu persatu.
Kedua, aku susah mencerna apa yang Alsa katakan tadi.
Semakin hari, rasa ini makin menyiksaku. Aku mulai mengerti apa yang Alsa katakan padaku terakhir kali. Aku mencoba untuk cuek kepada Naldo. Aku ingin tahu apakah dia menyayangiku lebih dari seorang sahabat atau hanya menganggapku hanya sahabat dekatnya.
Aku mulai respect dan mendekati temanku yang kebetulan selalu mengejar-ngejarku. Namanya Rian. Ia bertingkah seperti pengemis cinta. Aku benci harus melakukan ini. Aku harus menjalin hubungan dengan Rian. Cukup lama aku menjalin hubungan status palsu dengan Rian, Rian adalah tipe cowok yang sangat nekat. Itulah yang membuatku semakin ilfil dengannya.
Naldo sadar kedekatan aku dan Rian. Aku bercerita tentang kelakuan Rian yang nekat itu. Dan malam itu juga, Naldo menelponku. Ia menelponku hanya untuk meminta kenalan cewek denganku. Naldo ini memang tipe cowok yang nggak peka!
"Nad, cari'in aku kenalan cewek dong.""Ha? cewek yang gimana?""Yang unik, Nad dan yang terpenting dia baik. Teman kamu ada yang kayak gitu nggak?"Aku tahu, Naldo bertingkah seperti ini hanya ingin membuatku cemburu. Entahlah, ini masih tebakanku.
Aku memberanikan diri untuk berkata, "Gimana aku mau ngenalin kamu ke teman cewek aku, sedangkan disini ada seorang cewek yang suka sama kamu."
dag...dig...dug! jantungku berdetak sangat cepat.
"Siapa nad?""AKU.""Apa? kamu jangan bercandaan dong, Nad. Terus Rian gimana?"
Akhirnya Naldo memberikanku jalan keluar untuk lepas dari cowok satu ini (Rian). Besok paginya aku putus sama Rian. Aku mencoba jujur dengan Rian kalau aku hanya menganggap hubungan ini hanyalah status palsu. Detik ini juga aku merasa bahwa aku adalah seorang cewek yang sangat jahat!
Hari semakin
berlalu. Aku mulai menghitung hari menuju tanggal 22 dibulan
selanjutnya. Entah ada perasaan apa yang membawaku selalu menunggu
tanggal 22. Karna ditanggal itu aku berulang tahun. Itu artinya aku
selalu bersyukur kepada Allah karna pada saat ini aku masih diberikan
kesempatan untuk bernafas, melihat seorang cowok yang bermata cokelat
itu adalah hadiah yang paling cukup yang pernah Allah hadirkan dihadapanku sekarang.
Ketika aku berkenalan dengan Naldo, aku tak minta banyak hal
selain pertemanan dan persahabatan. Tapi, Tuhan memberikan banyak harapan
untukku memilikinya. Aku tahu ini tak pantas. Aku merasa nyaman berada di
sampingnya. Keindahan hatinya membuatku terkagum. Semakin hari rasa ini semakin
tumbuh tak terkendali? Apa aku salah? Aku terlalu banyak berharap yang tak
pasti.
Sudah seminggu ini Naldo kurang banyak berbicara denganku,
dia lebih banyak memilih diam. Aku merasa bahwa Naldo sengaja menjauhkan diri
dariku. Aku tak tahu mengapa, aku sudah mencoba untuk berbicara dengannya. Dia
memilih pergi tanpa memperdulikan perasaanku yang kuungkapkan di telpon kemarin.
Hari semakin berlalu. Waktu semakin mengejar. Aku percaya
bahwa waktu akan mengubah segalanya. Sampai pada suatu sore, tiba-tiba Naldo
menjemputku kerumah. Ia mengajakku untuk sekedar berjalan-jalan ke taman. Ini
sudah menjadi hal biasa bagi kami, tapi kenapa di saat hubungan kami renggang
ia malah mengajakku berjalan-jalan ke taman.
Tepat di tanggal 22 September 2011, Aku dan Naldo duduk di kursi yang menghadap tepat dimana
matahari mulai menyembunyikan sinarnya. Angin berhembus cukup kencang di senja
ini, membuat rambutku yang panjang bergoyang karna tertiup angin. Aku menguncit
rambutku dan tiba-tiba Naldo menyingkapkan sisa rambutku yang tertinggal pada
saat ku kuncit ke belakang telingaku.
"Kamu cantik, Nad.""Apa? Cantik? Kamu baru tahu ya kalau aku cantik? Dari dulu kaliiiii do. Kamunya aja yang baru sadar. Dasar KUDET (kurang update).""No kidding, Nad."Aku hanya tersenyum lalu diam.
"Nad, hari ini tanggal berapa?"
"Tanggal 22. Kenapa?"
"Kalau sekarang jam berapa?"
"Jam 5 do. Kenapa sih kamu? aneh banget nanyain gituan."
"Nad, aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu. Aku tahu kamu hanya menganggapku sebagai sahabat, tapi izinkan aku untuk jadi pacar kamu nad, masa depan kamu. Inilah yang membuatku menjauh darimu untuk sementara waktu."
"Naldo ! Kenapa kamu bisa cinta sama aku?." Perlahan lahan aku meneteskan air mata."Nad, cinta nggak butuh alasan. Aku nggak ada alasan kenapa aku bisa cinta sama kamu."Naldo menghapus air mataku dengan tangannya,"Naldo, aku... Aku...""Ssssstttttttt. Would you be my girlfriend?""Umm, yes !! Aku cinta sama kamu do.""Sudah, jangan nangiss lagi. Kamu tambah cantik loh kalau nangiss. Hahahaha""DODOOOOOOOOOOOOOOO!!"
BERSAMBUNG...